Jumat, 26 Agustus 2016

The 2nd Turning Point


I don't plan to be silver, I plan to be gold.



No word can clearly describe what I really feel.
Semacam campuran antara swelling heart sama deflating balloon, haha :p

What happened?
Hmm... pada akhirnya, visitasi AUN-QA berakhir.
It was... hard? Easy? I cannot even tell which one. Ada begitu banyak hal yang saya dapatkan. Ada begitu banyak hal yang tidak bisa saya dapatkan. Ada yang harus saya lepaskan. Ada yang harus saya pertahankan. Ada yang membuat saya bangga. Ada yang membuat saya kecewa. Ada hal yang membuat saya bahagia banget. Ada hal yang membuat saya sedih banget. Ada. Semua ada.

Sepertinya, ini  adalah turning point kedua saya.
Agustus 2016. Turning point kedua saya.

Oh how I feel so blessed. So happy. So content.

Selama memegang tanggung jawab sebagai ketua visitasi AUN-QA, saya dipertemukan dengan banyak sekali karakteristik orang, dengan segala latar belakang, filosofi hidup, persepsi dan harapan yang jauh lebih bervariasi dari yang saya pernah bayangkan.
Saya bersyukur bahwa pada akhirnya Allah masih menyatukan hati dan pikiran kami semua, sehingga semua proses berjalan dengan amat sangat baik sekali.

Tak ada yang membuat saya begitu bangga dan bersyukur sebagai ketua selain melihat betapa semua orang bisa berjalan bersama-sama, diatas semua perbedaan yang kami miliki.

I was blessed. I was blessed with one of the best team in the world. I was really, really blessed.

Tak semua hal mudah di perjalanan kami. Waktu kami hanya sekitar 70 hari untuk mempersiapkan semua hal. Saya membentuk panitia ini di tengah-tengan bulan Ramadhan, dan mungkin bersatunya kami semua juga salah satu berkah Ramadhan kali ya.
Etapi ya itu, hehe... tidak semua hal itu mudah bagi kami, atau lebih tepatnya, bagi saya, hehe...

Tak mudah mengakui bahwa hal yang saya kira terbaik bagi kami ternyata bukan yang terbaik.
Tak mudah mengakui bahwa apa yang kita upayakan begitu keras akhirnya harus kita relakan lepas dari tangan kita.

Jika saja posisi saya bukan ketua, mungkin event ini takkan jadi turning point saya.
Tapi karena saya ketua, maka mau tak mau, saya harus selalu tampil positively vibrant di setiap waktu.
Karena saya ketua, maka saya wajib selalu baik-baik saja.

Because, a leader is the main power that define his/her force.
I might feel like unable to keep holding on, but I have to keep on. Because everyone relies on me. My decision must be clear. My heart must be wide. Because every single word means big.

Silver hurts my eyes. Ouch. But then again, I plan to be gold and shine brighter.



Dan akhirnya, kami pun sampai di titik tujuan kami.

And for everything, I can only say one thing: alhamdulillaah...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah membaca, have a good day!